Kapan datangnya hari kiamat?" Namun Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tetap melanjutkan pembicaraannya. Sementara itu sebagian kaum ada yan

Rembang Bicara - Berikut jawaban atas pertanyaan Apa Hukum Saling Memaafkan di Hari Arafah? Berikut Keterangannya. Hari ini, Senin, 19 Juli 2021, bertepatan dengan 9 Dzulhijjah 1442 H, umat Muslim yang sedang melaksanakan haji tiba di tempat bernama Padang Arafah. Pada hari tersebut disunnahkan bagi orang islam untuk berpuasa, sebab pahala puasa di hari ini dapat melebur dosa dua tahun, yaitu dosa satu tahun sebelumnya dan satu tahun dosa setelahnya. Baca Juga Bacaan Takbir Hari Raya Idul Adha Sampai Hari Tasyrik Versi Pendek dan Panjang Lengkap Latin dan Terjemahannya Selain itu ada juga keterangan yang menyebut bahwa dosa-dosa yang diampuni oleh Allah Ta'ala merupakan dosa yang berhubungan dengan Allah Ta'ala. Sementara dosa yang berhubungan dengan manusia, maka baru diampuni apabila sudah saling memaafkan. Hal tersebut sesuai pendapat Imam Baihaqi dalam Fadhoilul Auqot hadist 198 yang meriwayatkan Baca Juga 10 Twibbon Ucapan Peringatan Hari Raya Idul Adha 2021, Keren Dipasang di Profil WA, Facebook, dan Instagram – عن عباس بن مرداس أن رسول الله صلى الله عليه و سلم دعا عشية يوم عرفة لأمته بالمغفرة والرحمة فأكثر الدعاء فأوحى الله إليه إني قد فعلت إلا ظلم بعضهم لبعض

HR. Thabrani 20/486. Hadits ini dinilai shahih oleh Syaikh al-Albani dalam Shahîhul Jâmi', no. 5045 dari Ma'qal bin Yasar Radhiyallahu anhu] 2. Tidak boleh mengkhususkan pada hari raya dengan ucapan saling meminta maaf, karena seorang Muslim diperintahkan untuk meminta maaf dan saling memaafkan kapan saja dia melakukan kesalahan.

TEKS BAHASA ARAB تعافوا، تسقط الضغائن بينكم. TEKS BAHASA MALAYSIA Hendaklah kamu saling memaafkan, nescaya ia akan menghilangkan perasaan benci antara kamu. STATUS Sangat lemah KOMENTAR ULAMA/PENGKAJI HADIS Hadis ini disebut oleh Syeikh Mashhūr bin Ḥasan Āl Salmān حفظه الله dalam kitab himpunan hadis-hadis lemah dan palsu beliau berjudul Silsilah al-Aḥādīth al-Ḍaīfah wal-Mawḍūah Mujarradah An al-Takhrīj, di halaman 158 hadis nombor 786. Kitab ini adalah ringkasan kepada kitab Silsilah al-Aḥādīth al-Ḍaīfah wal-Mawḍūah karya Syeikh Muḥammad Nāṣir al-Dīn al-Albānī m. 1420H رحمه الله . Berikut adalah maklumat tentang hadis ini, seperti yang terdapat dalam kitab ini ضعيف جدا عن ابن عمر، قال قال صلى الله عليه وسلم تعافوا، تسقط الضغائن بينكم. [البزار، الضعيفة 7155] Sangat lemah Daripada Ibn Umar RA beliau berkata, Rasulullah ﷺ bersabda Hendaklah kamu saling memaafkan, nescaya ia akan menghilangkan perasaan benci antara kamu. [Riwayat al-Bazzar. Lihat Silsilah al-Daīfah, no. 7155] RUJUKAN Muḥammad Nāṣir al-Dīn al-Albānī, & Mashhūr bin Ḥasan Āl Salmān. 2010. Silsilah al-Aḥādīth al-Ḍaīfah wal-Mawḍūah Mujarradah An al-Takhrīj. Maktabah al-Maārif. MAKLUMAN Maklumat ini merupakan hasil dari tajaan Badan Kebajikan Islam Telekom Malaysia Berhad, Coastline Marine Sdn Bhd, Hasnuri Sdn Bhd, Padi Pictures Sdn Bhd dan sumbangan orang ramai melalui Tabung Infaq, dengan kerjasama Pejabat Mufti Wilayah dan beberapa universiti tempatan. Projek ini diketuai oleh Jabatan Pengajian Islam, Fakulti Sains Kemanusiaan, UPSI. Moga Allah jadikan ia sebagai pemberat timbangan amalan buat semua yang terlibat. Aamiin! Mohon lapor sekiranya terdapat sebarang kesilapan. Ingin mempelajari ilmu hadis dengan lebih mendalam? Daftar segera di KUIPs.

HaditsTentang Memaafkan dan Anjuran Memaafkan Orang Yang Menyakiti Kita merupakan kajian Islam ilmiah yang disampaikan oleh Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc. dalam pembahasan Kitab Raudhatul Uqala wa Nuzhatul Fudhala (tamannya orang-orang yang berakal dan tamasyanya orang-orang yang mempunyai keutamaan) karya Abu Hatim Muhammad ibnu Hibban al-Busty Rahimahullah.
Ilustrasi memaafkan sesama teman. Foto UnsplashSetiap manusia pasti melakukan kesalahan, entah disengaja atau pun tidak. Sebab, salah dan khilaf adalah fitrah yang sudah melekat pada diri manusi. Bahkan terkadang seseorang berbuat kesalahan terhadap orang lain tanpa itulah agama Islam mengajarkan umatnya untuk segera meminta maaf setelah melakukan kesalahan. Namun sering kali, memaafkan rasanya sangat berat terlebih jika perbuatan orang tersebut sangat menyakiti Allah SWT sudah menuliskan dalam surat An-Nur ayat 22 agar umat Muslim saling memaafkan dan selalu berlapang dadaوَلَا يَأْتَلِ اُولُو الْفَضْلِ مِنْكُمْ وَالسَّعَةِ اَنْ يُّؤْتُوْٓا اُولِى الْقُرْبٰى وَالْمَسٰكِيْنَ وَالْمُهٰجِرِيْنَ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۖوَلْيَعْفُوْا وَلْيَصْفَحُوْاۗ اَلَا تُحِبُّوْنَ اَنْ يَّغْفِرَ اللّٰهُ لَكُمْ ۗوَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌArtinya “Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa mereka tidak akan memberi bantuan kepada kerabatnya, orang-orang miskin dan orang-orang yang berhijrah di jalan Allah, dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak suka bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” QS. An-Nur 22Ipop S. Purintyas dkk juga menuliskan dalam bukunya yang berjudul Hati yang Bersih, dalam sebuah Hadits Qudsi, Allah SWT pernah berfirman mengenai hadits tentang memaafkan “Nabi Musa bertanya kepada Allah, Ya Allah, siapakah di antara hamba-Mu yang paling mulia menurut pandangan-Mu?’. Kemudian Allah SWT menjawab, Ialah orang yang apabila berkuasa menguasai musuhnya dapat segera memaafkan’.” Hadits Qudsi Riwayat Kharaithi dari Abu HurairahHadits di atas menegaskan bahwa Allah SWT akan meninggikan derajat orang-orang yang memaafkan dengan menjadikannya mulia dalam pandangan-Nya. Selain hadits di atas, tentunya masih ada lagi hadits tentang memaafkan yang dapat membuat hidup menjadi lebih tenang. Berikut minta maaf. Foto PixabayHadits tentang MemaafkanBerikut ini adalah sejumlah hadits tentang memaafkan yang telah dikutip dari beberapa sumber, di antaranya1. Memaafkan Orang Lain Mendapatkan Kemuliaan“Tidaklah seseorang memberikan maaf, kecuali Allah akan tambahkan kemuliaan baginya.” HR. AhmadHadits di atas mengingatkan pada kisah Umar bin Khattab. Dalam buku Koleksi Hadits dan Kisah Teladan Muslim karangan Ahmad Saifudin dicerikana Umar pernah bertemu dengan seseorang yang membuatnya marah dengan sikap lancangnya karena telah meminta uang yang banyak serta menganggap keputusannya tidak orang tersebut membuat Umar marah besar dan hampir memukulnya. Akan tetapi, Al-Hurr bin Qais segera mencegah seraya berkata, “Wahai Amirul Mukminin, sesungguhnya Allah SWT berfirman Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang yang mengerjakan yang ma’ruf, serta berpalinglah daripada orang-orang yang bodoh’.” QS. Al-A’raf 1992. Memaafkan Bentuk dari Sedekah & Mendatangkan SyafaatUstadz Haryadi Abdullah menuliskan dalam bukunya Solusi Sedekah Tanpa Uang bahwa sebetulnya memaafkan kesalahan orang lain termasuk ke dalam bentuk sedekah, Rasulullah SAW bersabda“Tidaklah sedekah itu akan mengurangi harta, dan tidaklah seseorang yang memaafkan kezaliman orang lain, kecuali Allah akan menambahkan baginya kemuliaan dan ia tidak akan dirugikan.” HR. AhmadMelalui hadits di atas, Rasulullah SAW menegaskan tentang keistimewaan memaafkan kesalahan orang lain, yakni Allah SWT akan menambah kemuliaan orang tersebut dan menjadi salah satu pahala khusus. Beliau juga menerangkan bahwa memaafkan akan mendatangkan syafaat di hari kiamat nanti. Berikut adalah haditsnya“Barangsiapa yang memaafkan kesalahan orang lain, maka Allah akan memaafkannya pada hari kiamat.” HR. AhmadIlustrasi Alquran. Foto Pixabay3. Memaafkan adalah Perbuatan yang Paling BenarMelansir dari laman NU Online, memaafkan seseorang setelah melalui pertengkaran, perselisihan, atau sakit hati karena perbuatan orang lain adalah jalan yang paling benar jika dibandingkan dengan membalasnya. Hal ini tertulis dalam hadits berikut iniالْعَفُوْ أَحَقُّ مَا عُمِلَ بِهِ رواه البيهقي عن علArtinya “Memaafkan adalah yang paling hak benar untuk dikerjakan.” HR. Baihaqi dari Ali, Kitab Al-Jami’us Shaghier, hadits nomor 5696 SunanAn-Nasa'i hadis nomor 3044. telah menceritakan kepada kami Utsman dari Syu'aib dari Az Zuhri. "Saya diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka mengucapkan LAA ILAAHA ILLALLAAH, barang siapa yang mengucapkan LAA ILAAHA ILLALLAAH, maka ia telah melindungi jiwa dan hartanya dariku dan perhitungannya kepada Allah.". Saling meminta dan memberi maaf adalah perintah Allah SWT untuk semua hamba-Nya. Karena di dalamnya banyak pintu-pintu kebaikan dan kemuliaan. Sebagaimana firman Allah SWT;الَّذِينَ يُنْفِقُون فِي السَّرَّاء وَالضَّرَّاء وَالْكَاظِمِين الْغَيْظَ وَالْعَافِين عَنِ النَّاسِ وَاللَّه يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَMereka adalah orang-orang yang menafkahkan hartanya, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan kesalahan orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.QS. Ali Imran 134Memberi maaf merupakan bagian dari perbuatan atau sifat seorang mukmin. Adapun Makna memaafkan menurut Syekh Mutawalli As-Sya’rawi rahimahullaah di dalam kitab Tafsir As-Sya’rawi adalah sebagai berikut Bahwasanya kalimat maaf itu diambil dari potongan ayat النَّاسِ عَن وَالْعَافِين, maksud dari kalimat affa adalah affa alal atsar. Atsar yang dimaksud adalah bekas yang ditinggalkan dalam perjalanan manusia, seperti halnya bekas perjalanan mereka di padang pasir. Kemudian datanglah angin, menghapus bekas dari perjalanan mereka seperti halnya jejak kaki yang terhapus.Meminta maaf dan saling memaafkan, juga seperti debu-debu ataupun pasir yang terhempas angin. Seolah-olah dosa dan kesalahan tersebut hilang, tak berbekas. Hal ini juga sejalan dengan isyarat yang ada dalam hadis Rasulullah SAW untuk segera menghapus kesalahan bermaaf-maafan yaitu;عن أبي هريرة رضي الله عنه قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم من كانت له مظلمة لأخيه من عرضه أو شيء فليتحلله منه اليوم قبل أن لا يكون دينار ولا درهم إن كان له عمل صالح أخذ منه بقدر مظلمته وإن لم تكن له حسنات أخذ من سيئات صاحبه فحمل عليهDari Abu Hurairah RA bahwasanya; Rasulullah SAW bersabda “Siapa yang pernah mempunyai kedzaliman terhadap seseorang, baik terhadap kehormatannya atau apapun, maka minta halallah darinya hari ini!. sebelum tidak ada emas dan perak, yang ada adalah jika dia mempunyai amal shalih, maka akan diambil darinya sesuai dengan kedzalimannya, jika dia tidak mempunyai kebaikan, maka akan diambilkan dosa lawannya dan ditanggungkan kepadanya”. HR. Bukhari No. 2449.Lalu bagaimana perbuatan untuk saling memaafkan setiap saat setelah melakukan kesalahan, dilakukan untuk menyambut dan meramaikan datangnya bulan suci Ramadhan? Atau bahkan dijadikan tradisi para muslim di dunia ketika Ramadhan akan datang. Mengingat ada sebuah hadis yang mengecam seorang mukmin yang tidak mendapat ampunan tatkala melewati أبي هريرة أن رسول الله صلى الله عليه و سلم رقي المنبر فقال آمين آمين آمين فقيل له يارسول الله ما كنت تصنع هذا ؟ ! فقال قال لي جبريل أرغم الله أنف عبد أو بعد دخل رمضان فلم يغفر له فقلت آمين ثم قال رغم أنف عبد أو بعد أدرك و الديه أو أحدهما لم يدخله الجنة فقلت آمين ثم قال رغم أنف عبد أو بعد ذكرت عنده فلم يصل عليك فقلت آمين قال الأعظمي إسناده جيدDari Abu Hurairah RA beliau menceritakan; Rasulullah SAW naik mimbar lalu beliau mengucapkan, Amin … amin … amin.’ Para sahabat bertanya, Kenapa engkau berkata demikian, wahai Rasulullah?’ Kemudian, beliau bersabda, Baru saja Jibril berkata kepadaku, Allah melaknat seorang hamba yang melewati Ramadhan tanpa mendapatkan ampunan,’ maka kukatakan, Amin.’ Kemudian, Jibril berkata lagi, Allah melaknat seorang hamba yang mengetahui kedua orang tuanya masih hidup, namun itu tidak membuatnya masuk Jannah karena tidak berbakti kepada mereka berdua,’ maka aku berkata, Amin.’ Kemudian, Jibril berkata lagi, Allah melaknat seorang hamba yang tidak bershalawat ketika disebut namamu,’ maka kukatakan, Amin.” HR. Bukhari No. 646, Ibnu Khuzaimah No. 1888, Al Baihaqi dalam As Sunan Al Kubra No. 8767.Budaya saling meminta maaf sebelum Ramadhan, memang akhirnya merupakan sarana untuk saling menyapa dan berbagi kebahagiaan akan datangnya bulan Ramadhan. Sekaligus membersihkan diri dari dosa-dosa sebelum menjalani ibadah puasa, karena manusia adalah tempatnya salah dan lupa. Dan supaya saat Ramadhan telah pergi meninggalkan kita, kita sudah dalam keadaan terampuni dari segala dosa yang pernah kita ungkapan meminta maaf dan saling memaafkan yang harus dilakukan setiap saat dan tidak menunggu waktu tertentu. Apakah tradisi bermaaf-maafan sebelum Ramadhan ini tidak dianjurkan dan bertentangan dengan agama, karena tidak ada dalil yang saja hal ini bukanlah sesuatu yang bertentangan dengan agama apalagi tidak dianjurkan. karena dalam pandangan para ulama bahwa menjalani kegiatan atau ritual ibadah, yang sifatnya sunnah dan baik, kemudin dijalankan setahun sekali atau pada momen-momen tertentu, adalah perkara yang ini didasarkan kepada hadis yang Ibnu Umar RA;عَنْ ابْن عُمَر رَضِي الله عَنْهمَا قَال كَانَ النَّبِي صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم يَأْتِي مَسْجِدَ قُبَاءٍ كُلَّ سَبْتٍ مَاشِيًا وَرَاكِبا وَكَانَ عَبْد اللهِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ يَفْعَلُهُ. رواه البخاري“Ibnu Umar RA berkata “Nabi SAW selalu mendatangi Masjid Quba’ setiap hari sabtu, dengan berjalan kaki dan berkendaraan.” Dan Abdullah bin Umar RA juga selalu melakukannya. HR. Bukhari, [1193].Hadis ini kemudian dijelaskan secara rinci oleh Syaikhul Islam Ibnu Hajar RA dalam kitabnya Fathul Bari sebagaimana berikut;وفي هذا الحديث على اختلاف طرقه دلالة على جواز تخصيص بعض الأيام ببعض الأعمال الصالحه والمداومه على ذلك وفيه أن النهي عن شد الرحال لغير المساجد الثلاثه ليس على التحريم“Hadis ini, dengan jalur-jalurnya yang berbeda, mengandung dalil bolehnya menentukan sebagian hari, dengan sebagian amal shalih dan melakukannya secara rutin. Hadis ini juga mengandung dalil, bahwa larangan berziarah ke selain Masjid yang tiga, bukan larangan yang diharamkan.”Datangnya Ramadhan bukan hanya disambut dengan suka cita saja, namun diharapkan tetap menjaga dan melestarikan berbagai tradisi menjelang datangnya Ramadhan, salah satunya yaitu tradisi bermaaf-maafan. Hal ini dilakukan supaya kita bisa memperoleh berkah dan keutamaan bulan-bulan mulia Allah. Kullu Amm wa Antum bi A’lam
Memintamaaf dan saling memaafkan, juga seperti debu-debu ataupun pasir yang terhempas angin. Seolah-olah dosa dan kesalahan tersebut hilang, tak berbekas. Hal ini juga sejalan dengan isyarat yang ada dalam hadis Rasulullah SAW untuk segera menghapus kesalahan (bermaaf-maafan) yaitu;
Skip to content HomeLandasan AgamaFikih dan MuamalahNasihat HatiNasihat UlamaSejarah IslamHomeLandasan AgamaFikih dan MuamalahNasihat HatiNasihat UlamaSejarah IslamHomeLandasan AgamaFikih dan MuamalahNasihat HatiNasihat UlamaSejarah Islam HADIS TENTANG MAAF-MAAFAN DI HARI ARAFAH HOAX HADIS TENTANG MAAF-MAAFAN DI HARI ARAFAH HOAX بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ HADIS TENTANG MAAF-MAAFAN DI HARI ARAFAH HOAX Tersebar broadcast, mengatasnamakan Imam Muhammad al Baqir radhiallahu Anhu, beliau dianggap imam oleh penganut Syiah, padahal beliau bukan Syiah, yang menganjurkan saling memaafkan di Hari Arafah. Lalu dikutip hadis Nabi ﷺ yang menganjurkan hal itu, dengan alasan amal manusia diangkat saat Hari Arafah. Itu adalah DUSTA, dan TIDAK ADA dalam kitab-kitab hadis Nabi ﷺ. Dalam Ad Durar As Sanniyah-nya Syaikh Alawi bin Abdul Qadir as Saqqaf disebutkan حديث ترفع الأعمال يوم عرفة، إلا المتخاصمين، أو يوم عرفة تُرفع جميع الأعمال إلى الله ما عدَا المتخاصمين. الدرجة ليس بحديث، ولا وجود له في كتب السُّنة Hadis “Amal manusia diangkat di Hari Arafah, kecuali orang yang sedang bermusuhan”, atau hadis “Hari Arafah adalah hari diangkatnya amal kepada Allah, kecuali orang-orang yang bermusuhan.” [Derajat Ini BUKAN HADIS, dan TIDAK ADA dalam kitab-kitab Sunnah] Kemudian dalam Asy Syabakah Al Islamiyyah no. 22798 فلا نعلم حديثا بهذا اللفظ ولا بمعناه. وننبه إلى أنه لا يجوز نشر هذا الكلام، حيث لم يثبت كونه حديثا نبويا لا صحيحا ولا ضعيفا Kami tidak ketahui hadis dengan lafal dan makna seperti itu. TIDAK BOLEH MENYEBARKAN ucapan ini, di saat tidak diketahui kesahihannya dan kedhaifannya. selesai Semata maaf-maafan, tentu kapan pun dan di mana pun, boleh-boleh saja. Tapi yang jadi masalah, ketika itu dikhususkan dengan Hari Arafah dan seolah satu paket dengan Hari Arafah, lalu menganggapnya sebagai Sunnah Nabi ﷺ, inilah letak kebohongannya. Penulis al-Ustadz Farid Nu’man Hasan hafizhahullah Ikuti kami selengkapnya di WhatsApp +61 450 134 878 silakan mendaftar terlebih dahulu Website Facebook Instagram NasihatSahabatCom Telegram Pinterest Related Posts
Maafmemaafkan adalah suatu akhlak yang baik dan dianjurkan. Anjuran hal tersebut adalah pada segala keadaan, saat terjadi hal yang memerlukan pemaafan. Adapun pengkhususan maaf-memaafkan pada waktu tertentu, seperti hari Id dan saat memasuki Ramadhan, adalah hal yang tidak ada syariatnya. Wallahu a'lam.
Beranda Ceramah Singkat Teks Khutbah Khutbah Jumat Khutbah Idul Adha Khutbah Idul Fitri Kajian Tematik Tanya Jawab Kumpulan tanya jawab agama Utama HADITS Derajat Hadits Mengenai Hari Arafah Untuk Saling Maaf Memaafkan? September 4, 2021 September 5, 2021 Abdurrahim Pertanyaan Bagaimana derajat hadits mengenai hari Arafah diharuskan saling maaf memaafkan Jawaban Tag DalilHaditsHari ArafahIlmuKajian KitabKonsultasiMaafMemaafkanMinta MaafSyarah Kitab TauhidTanya JawabTanya UstadzTradisi © 2019 All rights reserved. Idulfitrisendiri ikonik dengan saling memaafkan terhadap sanak keluarga, saudara, maupun kerabat. Namun, tahukah kamu masih banyak lagi makna yang terkandung di dalam perayaan hari raya Idulfitri. Lalu, apa saja ya makna maupun hikmah tersebut? Mari kita ulas satu persatu berikut ini. *Assalamu alaikkum Imam Muhammad Al-Baqir as berkata "Saling memaafkanlah kalian sebelum Hari Arafah karena Nabi Muhammad Saw bersabda 'Di hari Arafah seluruh amal diangkat menuju Allah kecuali amalan orang-orang yg saling bermusuhan'" Mohon maaf lahir & batin atas semua kekhilafan & kesalahan. Taqqoballahu minna wamingkum... Taqqoballohu ya karim.. Duahadist di atas saling menguatkan, dan menunjukkan bahwa yang dimaksud dengan puasa Arafah adalah puasa 9 Dzulhijjah, bukan ketika orang wukuf di Arafah.. Soal: Sebagian orang ada yang berpuasa lebih dulu karena mengikuti penetapan puasa Negara lain, dan ada pula karena mengikuti penetapan sebuah Ormas keagamaan.
Jakarta - Beberapa hadits dari sabda Rasulullah SAW menekankan pentingnya memaafkan kesalahan orang lain. Terutama mendekati awal bulan Ramadhan, muslim biasanya memanfaatkan momen tersebut untuk saling memohon maaf kepada keluarga, kerabat, maupun orang-orang menurut Wawan Shofwan Sholehuddin dalam buku Risalah Shaum, tidak ada syariat ataupun dalil khusus yang memerintahkannya, tujuan bermaaf-maafan jelang Ramadhan ditujukan untuk menghilangkan segala penyakit hati, khususnya selama melaksanakan shaum atau puasa. Lebih dari itu, bermaafan dan saling memaafkan merupakan akhlak yang mulia menurut ajaran SAW telah banyak mendorong umat muslim untuk bersikap pemaaf pada orang lain melalui contoh perbuatannya semasa hidup. Dikisahkan dari istri Rasulullah SAW, Aisyah, pernah ditanya tentang akhlak Rasulullah SAW, maka dia menjawab, "Beliau tidak pernah berbuat jahat, tidak berbuat keji, tidak meludah di tempat keramaian, dan tidak membalas kejelekan dengan kejelekan. Melainkan beliau selalu memaafkan dan memaklumi kesalahan orang lain," HR Ibnu Hibban.Selain itu, sikap pemaaf yang harus dimiliki umat muslim secara tegas dijelaskan dalam firman-Nya surah Al A'raf ayat 199. Berikut bacaannya,خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ الْجَاهِلِينَArtinya "Jadilah pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta jangan pedulikan orang-orang yang bodoh."Selain dalil-dalil yang telah dijelaskan di atas, ada beberapa hadits tentang memaafkan sesama yang disadur dari buku Hadis Ahkam karangan Fuad Thohari, buku Orang-orang yang Mendapat Rahmat karangan Thaha Abdullah Al Afifi, dan Tafsir Al Azhar Jilid 4 karya Hamka. Simak di sini daftar haditsnya berikut dengan terjemahannya,1. HR Muslimعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه، عن رَسُولَ اللَّهِ صلّى الله عليه وسلّم قَالَ مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ، وَمَا زادَ اللهُ عَبْداً بعَفْوٍ إِلاَّ عِزّاً، وَمَا تَوَاضَعَ أحَدٌ للهِ إِلاَّ رَفَعَهُ اللهُ. رواه مسلم وغيرهArtinya Dari Abu Hurairah RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Tidaklah sedekah itu mengurangi harta, dan tidaklah Allah menambah bagi seorang hamba dengan pemberian maafnya kepada saudaranya kecuali kemuliaan di dunia dan akhirat, serta tidaklah seseorang merendahkan diri karena Allah kecuali Dia akan meninggikan derajatnya di dunia dan akhirat."2. HR Bukhari dan Ad Dailamiالحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين، أما بعد. قال رسول الله صلى الله عليه وسلم أفضل الإيمان الصبر و السماحة صحيح فر،تخ،حمArtinya Rasulullah SAW bersabda, "Iman yang paling utama adalah sabar dan pemaaf atau lapang dada,"3. HR At Thabraniاسمحوا يسمح لكمArtinya "Maafkanlah, niscaya kamu akan dimaafkan oleh Allah,"4. HR Al Anshari"Orang yang paling penyantun di antara kalian adalah orang yang bersedia memberi maaf walaupun ia sanggup untuk membalasnya,"Istilah memaafkan dalam bahasa Arab adalah Al 'Afwu. Artinya secara bahasa adalah melewatkan, membebaskan, meninggalkan pemberian hukuman, menghapus, dan meninggalkan kekasaran itu, secara istilah Al 'Afwu juga dapat bermakna menggugurkan tidak mengambil hak yang ada pada orang lain. Hal ini menjadi bukti mulianya sikap pemaaf, sebagaimana dilansir dari buku Berdakwah dengan Hati yang ditulis oleh Syaikh Ibrahim bin Shalih bin Shabir SWT dalam surat Ali Imran ayat 134 juga menyebut bahwa sikap memaafkan kesalahan orang lain merupakan salah satu ciri orang yang bertakwa. Allah berfirman,الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَArtinya "yaitu orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan kesalahan orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan,"Melalui informasi ini, semoga kita semua bisa sama-sama mulai melatih diri menjadi orang yang pemaaf sesuai dengan hadits tentang memaafkan kesalahan orang lain dan dalil Al-Qur'an lainnya ya, sahabat hikmah. Aamiin. Simak Video "Massa Aksi Bela Al-Qur'an Ancam Demo Tiap Jumat, Jika..." [GambasVideo 20detik] rah/lus
DosaSesama Manusia Lebih Berat. "Barang siapa yang mempunyai kezaliman kepada saudaranya mengenai harta dan kehormatannya minta dihalalkanlah kepadanya dari dosa itu sebelum datang hari dimana nanti tidak ada dinar dan dirham (di hari Kiamat), dimana akan diambil dari pahala amal kebaikannya untuk membayarnya. Kalau sudah tak ada lagi amal kebaikannya,maka akan diambil dari dosa yang

Skip to content HomeLandasan AgamaFikih dan MuamalahNasihat HatiNasihat UlamaSejarah IslamHomeLandasan AgamaFikih dan MuamalahNasihat HatiNasihat UlamaSejarah IslamHomeLandasan AgamaFikih dan MuamalahNasihat HatiNasihat UlamaSejarah Islam BUKAN HADIS TENTANG MAAF-MAAFAN DI HARI ARAFAH BUKAN HADIS TENTANG MAAF-MAAFAN DI HARI ARAFAH بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ BUKAN HADIS TENTANG MAAF-MAAFAN DI HARI ARAFAH Tersebar broadcast, mengatasnamakan Imam Muhammad al Baqir radhiallahu Anhu, beliau dianggap imam oleh penganut Syiah, padahal beliau bukan Syiah, yang menganjurkan saling memaafkan di Hari Arafah. Lalu dikutip hadis Nabi ﷺ yang menganjurkan hal itu, dengan alasan amal manusia diangkat saat Hari Arafah. Itu adalah DUSTA, dan TIDAK ADA dalam kitab-kitab hadis Nabi ﷺ. Dalam Ad Durar As Sanniyah-nya Syaikh Alawi bin Abdul Qadir as Saqqaf disebutkan حديث ترفع الأعمال يوم عرفة، إلا المتخاصمين، أو يوم عرفة تُرفع جميع الأعمال إلى الله ما عدَا المتخاصمين. الدرجة ليس بحديث، ولا وجود له في كتب السُّنة Hadis “Amal manusia diangkat di Hari Arafah, kecuali orang yang sedang bermusuhan”, atau hadis “Hari Arafah adalah hari diangkatnya amal kepada Allah, kecuali orang-orang yang bermusuhan.” [Derajat Ini BUKAN HADIS, dan TIDAK ADA dalam kitab-kitab Sunnah] Kemudian dalam Asy Syabakah Al Islamiyyah no. 22798 فلا نعلم حديثا بهذا اللفظ ولا بمعناه. وننبه إلى أنه لا يجوز نشر هذا الكلام، حيث لم يثبت كونه حديثا نبويا لا صحيحا ولا ضعيفا Kami tidak ketahui hadis dengan lafal dan makna seperti itu. TIDAK BOLEH MENYEBARKAN ucapan ini, di saat tidak diketahui kesahihannya dan kedhaifannya. selesai Semata maaf-maafan, tentu kapan pun dan di mana pun, boleh-boleh saja. Tapi yang jadi masalah, ketika itu dikhususkan dengan Hari Arafah dan seolah satu paket dengan Hari Arafah, lalu menganggapnya sebagai Sunnah Nabi ﷺ, inilah letak KEBOHONGANNYA. Penulis al-Ustadz Farid Nu’man Hasan hafizhahullah Ikuti kami selengkapnya di WhatsApp +61 450 134 878 silakan mendaftar terlebih dahulu Website Instagram NasihatSahabatCom Telegram Pinterest BUKAN HADIS TENTANG MAAF-MAAFAN DI HARI ARAFAH Related Posts

 Memaafkan kesalahan orang lain merupakan akhlak para nabi dan rasul. Artinya kita akan semakin dekat dengan akhlak mereka, jika kita mampu mengikuti kebiasaan mereka. • Memaafkan kesalahan orang lain, akan membuahkan cinta Allah dan para makhluk-Nya di bumi. • Memaafkan kesalahan orang lain, akan mengalirkan do'a-do'a tulus dari
AnNur ayat 22 maupun QS. Ali Imran ayat 134). Anjuran ini pun disabdakan oleh Rasulullah saw dalam beberapa hadits yang diriwayatkan oleh para perawi sahih. Rasulullah bersabda : "Siapa yang merasa pernah berbuat aniaya kepada saudaranya, baik berupa kehormatan badan atau harta atau lain-lainnya, hendaknya segera meminta halal (maaf) nya
Cfc3N.
  • w9qlslv22x.pages.dev/520
  • w9qlslv22x.pages.dev/63
  • w9qlslv22x.pages.dev/902
  • w9qlslv22x.pages.dev/687
  • w9qlslv22x.pages.dev/479
  • w9qlslv22x.pages.dev/591
  • w9qlslv22x.pages.dev/820
  • w9qlslv22x.pages.dev/262
  • hadits saling memaafkan sebelum hari arafah