2 Beri kompres hangat. Bengkak dan nyeri yang ditimbulkan oleh bintit sebaiknya dirawat dengan memberikan kompres hangat. Siapkan kompres hangat dengan handuk bersih atau kain lainnya yang dicelupkan ke dalam air hangat. Letakkan kompres di atas mata Anda dan biarkan di sana selama lima hingga sepuluh menit.
Pengertian Corpus Alienum adalah istilah yang sering digunakan di dunia medis tentang benda asing dalam tubuh. Corpus berarti badan dan alienum berarti asing. Misal contohnya pasien dengan luka tertusuk jarum di jari tangan dengan jarum patah masih ada dalam tubuh belum diambil, maka istilahnya di sebut corpus alienum digit manus. Dalam kaidah koding ICD corpus alienum diartikan sebagai benda asing, sehingga istilah yang digunakan adalah foreign body pada tempat lukanya dimana. Contoh foreign body skin = Superficial injury of unspecified body region foreign body ear = T16 Foreign body in ear Untuk tindakan kode ICD 9 CM pengambilan corpus alienum menggunakan istilah removal foreign body. Dalam removal foreign body terbagi 2 kategori yaitu with incision dengan incisi dan without incision tanpa incisi. Pemilihan kategori ini tergantung dari tindakan pengambilan benda asing yang dilakukan dengan menggunakan incisi atau tanpa incisi. Sebagian contoh kode tindakan removal foreign body foreign body NEC - see also Incision,by site cavity - wall adenoid - by incision alveolar bone - by incision fossa - by incision chamber - by incision - with use of magnet dan seterusnya... Sekian, tentang pengertian corpus alienum semoga bermangfangat.
Masuknyabenda asing ke dalam mata dapat menimbulkan sejumlah komplikasi, seperti: Keratitis: Peradangan pada lapisan kornea mata. Ulkus kornea: Terdapatnya luka terbuka pada lapisan kornea mata. Katarak traumatis: Katarak yang diakibatkan karena masuknya benda hingga ke dalam lensa. Perforasi: Berlubangnya bola mata akibat benda tajam ataupun
Benda asing di mata adalah kondisi di mana ada benda yang masuk ke dalam mata dan tidak dapat keluar dengan mudah. Benda asing ini dapat berupa debu, serpihan logam, serat kain, dan sebagainya. Benda asing di mata dapat menyebabkan rasa sakit, iritasi, dan bahkan infeksi jika dibiarkan terlalu lama di dalam mata. Tanda dan Gejala Benda Asing di Mata Tanda dan gejala benda asing di mata meliputi Sensasi rasa sakit di mata Sensasi rasa terbakar di mata Sensasi rasa gatal di mata Mata merah Produksi air mata yang berlebihan Kesulitan membuka mata Mata terasa berat Penglihatan menjadi kabur Penyebab Benda Asing di Mata Beberapa penyebab benda asing di mata antara lain Kegiatan yang berhubungan dengan peledakan dan penggergajian kayu Kegiatan yang berhubungan dengan pengelasan dan penggergajian logam Kegiatan yang berhubungan dengan perburuan dan menembak Kegiatan yang berhubungan dengan olahraga air Terkadang benda asing di mata juga bisa terjadi secara tidak sengaja, seperti ketika terkena angin kencang atau terkena benda kecil yang terlempar dari arah yang tidak terduga Pengobatan Benda Asing di Mata Pengobatan benda asing di mata tergantung pada tingkat keparahan dan jenis benda yang masuk ke dalam mata. Beberapa cara pengobatan benda asing di mata antara lain Penggunaan tetes mata Penggunaan salep mata Pengangkatan benda asing dengan pinset khusus oleh dokter mata Penggunaan magnet khusus untuk mengangkat benda asing logam yang masuk ke dalam mata Pembedahan jika benda asing terlalu besar atau sudah menimbulkan kerusakan pada mata Pencegahan Benda Asing di Mata Beberapa cara pencegahan benda asing di mata antara lain Menggunakan kacamata pelindung saat melakukan kegiatan yang berisiko terkena benda asing di mata Menghindari aktivitas yang berisiko terkena benda asing di mata Menghindari penggunaan lensa kontak saat melakukan kegiatan yang berisiko terkena benda asing di mata Menjaga kebersihan mata dengan mencuci tangan sebelum memegang mata Menjaga kebersihan lingkungan sekitar agar tidak ada benda asing yang dapat masuk ke dalam mata Kesimpulan Benda asing di mata adalah kondisi yang sering terjadi dan dapat menimbulkan rasa sakit, iritasi, dan bahkan infeksi jika dibiarkan terlalu lama di dalam mata. Beberapa cara pengobatan benda asing di mata antara lain penggunaan tetes mata, penggunaan salep mata, pengangkatan benda asing dengan pinset khusus oleh dokter mata, penggunaan magnet khusus untuk mengangkat benda asing logam yang masuk ke dalam mata, dan pembedahan jika benda asing terlalu besar atau sudah menimbulkan kerusakan pada mata. Beberapa cara pencegahan benda asing di mata antara lain menggunakan kacamata pelindung saat melakukan kegiatan yang berisiko terkena benda asing di mata, menghindari aktivitas yang berisiko terkena benda asing di mata, menjaga kebersihan mata dengan mencuci tangan sebelum memegang mata, dan menjaga kebersihan lingkungan sekitar agar tidak ada benda asing yang dapat masuk ke dalam mata. 2021-10-02
Untukpemeriksaan laboratorium yang ditanggung BPJS Kesehatan di faskes I adalah: Darah sederhana seperti hemoglobin, leukosit, trombosit, hematokrit, eritrosit, laju endap darah dan golongan darah. Gula darah sewaktu. Urine sederhana mulai dari PH, berat jenis, kejernihan, warna, leukosit, eritrosit.
The document has moved here.
Beratringannya kerusakan pada mata tergantung dari besar kecilnya benda asing, kecepatan masuknya, dan jenis dari benda itu sendiri. Jika benda asing masuk ke dalam, maka harus segera dikeluarkan. Membiarkannya berlarut-larut akan memperberat penyakit, bahkan dapat menyebabkan kebutaan.
Masalah Mata Tim Medis Klikdokter, 12 Oktober 2021Kondisi ini terjadi ketika ada suatu benda yang berasal dari luar tubuh memasuki Kondisi ini terjadi ketika ada suatu benda yang berasal dari luar tubuh memasuki mata. Benda ini dapat berupa apa saja, baik partikel debu, logam, dan sebagainya. Benda asing merupakan salah satu penyebab cedera kornea dan penyakit mata lain yang paling sering terjadi. Berat ringannya kerusakan pada mata tergantung dari besar kecilnya benda asing, kecepatan masuknya, dan jenis dari benda itu sendiri. Jika benda asing masuk ke dalam, maka harus segera dikeluarkan. Membiarkannya berlarut-larut akan memperberat penyakit, bahkan dapat menyebabkan kebutaan. Saat benda asing masuk ke dalam mata, akan terjadi keadaan berikut ini Efek mekanikBenda asing yang masuk akan menembus kornea, sehingga bisa merayap ke dalam bilik mata depan. Bila benda tersebut kecil, maka akan mengendap di sudut bilik mata. Namun, bila benda tersebut terus masuk ke dalam, maka akan menembus bagian iris. Jika mengenai lensa mata, maka akan menyebabkan katarak. Bila masuk sampai retina, maka akan terlihat adanya cairan kental berwarna putih serta adanya endapan sel darah merah pada retina. Keadaan ini dapat merusak retina dan menyebabkan kebutaan. InfeksiSaat benda asing masuk ke dalam mata, risiko untuk terkena peradangan dan infeksi akan terjadi. Benda asing biasanya mengandung kuman, dan mata merupakan media yang baik untuk perkembangan kuman. Setelah kuman masuk, jaringan sekitar mata akan mulai terinfeksi, dan hal tersebut dapat menyebabkan peradangan. Infeksi yang dibiarkan terlalu lama akan menyebabkan komplikasi berupa kebutaan. Perubahan pada jaringan mata Masuknya benda-benda tertentu dapat meninggalkan bekas yang menetap, dan menyebabkan perubahan pada perkembangan jaringan mata. Komplikasi Masuknya benda asing ke dalam mata dapat menimbulkan sejumlah komplikasi, seperti Keratitis Peradangan pada lapisan kornea mata. Ulkus kornea Terdapatnya luka terbuka pada lapisan kornea mata. Katarak traumatis Katarak yang diakibatkan karena masuknya benda hingga ke dalam lensa. Perforasi Pecahnya bola mata akibat benda tajam ataupun komplikasi luka terbuka pada kornea yang tidak diterapi dengan baik. Diagnosis Benda asing pada mata dapat diketahui melalui wawancara antara dokter dengan pasien serta pemeriksaan fisik. Dokter akan menanyakan aktivitas pasien, waktu, dan cara benda tersebut masuk ke dalam mata. Karena hal-hal tersebut sangat penting untuk menegakkan diagnosis. Sementara itu, pemeriksaan fisik yang biasanya dilakukan adalah Pemeriksaan umum/ subyektif Pemeriksaan ketajaman penglihatan pasien, untuk menetukan ada atau tidak penurunan fungsi penglihatan. Namun, biasanya benda asing tidak menurunkan fungsi penglihatan. Kecuali, benda asing tersebut berupa bahan kimia. Pemeriksaan obyektif Pemeriksaan ini dilakukan untuk melihat adakah kelainan di sekitar mata, seperti mata merah, perdarahan di sekitar mata, pembengkakan di sekitar kelopak mata, serta apakah terlihat benda asing yang bersarang pada kornea. Dokter juga akan memeriksa keadaan kelopak mata, kornea, bilik mata depan, pupil, lensa, gerakan bola mata, dan sebagainya. Pemeriksaan khusus Pemeriksaan radiografi orbita maupun CT scan kadang diperlukan untuk menilai derajat luka, dan jika dicurigai terdapat benda asing di dalam mata. Gejala Berikut adalah gejala dan tanda yang akan terjadi jika terdapat benda asing pada mata1. Ekstra okularMerupakan kerusakan yang terjadi di kornea. Gejala yang dirasakan ialah Sensasi akan adanya benda asing dalam mata. Hal ini akan membuat Anda ingin berkedip terus-menerus Rasa tidak nyaman Silau saat melihat cahaya Produksi air mata berlebihan Mata merah Nyeri hebat pada mata 2. Intra okulerMerupakan kerusakan yang terjadi di bagian yang lebih dalam dari kornea, seperti iris dan lensa. Keadaan ini dapat diakibatkan oleh hantaman keras. Contohnya pada ledakan, atau dapat berupa benda tajam yang menusuk bola mata. Gejala yang dirasakan ialah keluar cairan maupun darah dari dalam mata. Pengobatan Lakukan hal-hal berikut ini jika Anda merasa terkena benda asing dalam mata Jangan menggosok atau menekan bola mata. Jangan gunakan alat-alat, seperti penjepit dan cotton bud, untuk mengeluarkan benda tersebut dari mata. Batasi gerakan bola mata. Perban mata dengan kain bersih atau kasa steril. Jika objek terlalu besar, gunakan bantuan kain untuk membantu menutup mata. Jika terdapat tusukan benda tajam seperti pisau, jangan lakukan pencabutan. Jika terkena cairan maupun bahan kimia, cuci dengan air mengalir selama 1-2 menit. Jika berhadapan dengan keadaan-keadaan di atas, segeralah pergi ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan. Pengobatan benda asing pada mata bertujuan untuk mengurangi nyeri, mencegah infeksi, dan mencegah kerusakan fungsi yang permanen. Jika termasuk ringan dan hanya terbatas pada kornea, dokter akan mengeluarkan benda tersebut dengan usapan cotton bud dan ujung jarum steril dengan bantuan lampu khusus. Pada kasus berat seperti tusukan benda tajam, diperlukan tindakan operasi sesegera mungkin untuk menanganinya. Dokter juga akan memberikan obat antinyeri untuk mengurangi sakit. Jika diperlukan, antibiotik juga akan diberikan untuk mencegah infeksi. PencegahanUntuk menghindari masuknya benda asing ke dalam mata, pakailah pelindung mata saat bekerja menggunakan benda-benda pertukangan, seperti gergaji, mesin pemotong rumput, palu, dan gerinda. Lakukan hal yang sama saat bekerja dengan menggunakan bahan-bahan kimia dan berkendara dengan sepeda motor. Penyebab Biasanya, penyebab masuknya benda asing ke dalam mata adalah benda logam. Contoh emas, perak, timah hitam, seng, nikel, aluminium, tembaga, dan besi. Selain itu, benda bukan logam seperti lensa kontak, peralatan makeup, batu, kaca, bahan pakaian, bulu mata, juga bisa menjadi penyebab. Terakhir, berhati-hatilah ketika berinteraksi dengan bahan-bahan kimia, seperti sabun, detergen, zat asam, dan zat Dokter Terkait
DiAmerika Serikat, ICD-9 menutupi tahun 1979-1998. Saat ini, ICD-10, yang merupakan revisi kesepuluh, ini berlaku sebagai database terbaru klasifikasi penyakit. ICD-9 digunakan di Amerika Serikat sampai revisi ke-10 menjadi sepenuhnya dilaksanakan pada tahun 1998, meskipun revisi yang sebenarnya disimpulkan beberapa tahun sebelumnya.
Bagaimana cara mengatasi mata kelilipan? Beberapa orang mungkin akan refleks mengucek mata ketika ada benda asing di mata. Padahal, diperlukan penanganan yang tepat agar kondisi mata tidak semakin buruk. Berikut adalah beberapa langkah aman untuk menghilangkan kondisi mata kelilipan di rumah 1. Cuci tangan terlebih dahulu Anda tidak pernah tahu apa saja bakteri atau kuman yang menempel di tangan Anda. Mata merupakan organ yang sensitif, sehingga rentan terkena infeksi dari bakteri yang bisa saja berpindah dari tangan Anda. Oleh karena itu, cucilah tangan Anda sebelum mengatasi mata yang kelilipan. Pastikan Anda mencuci dengan air mengalir yang bersih dan sabun. 2. Gunakan cermin Untuk mencari tahu letak benda asing yang menempel di mata, Anda bisa melihat melalui cermin. Cara termudah adalah melihat ke atas dan bawah, kemudian kiri dan kanan. 3. Keluarkan benda asing dengan perlahan dari mata Jika Anda sudah menemukan letak benda asing yang menyebabkan kelilipan di mata, Anda bisa mencoba meneteskan larutan saline steril tau obat tetes air mata buatan. Saat mata basah, berkediplah beberapa kali untuk mengeluarkan benda asing tersebut. Anda juga bisa menggunakan air bersih apabila larutan saline atau obat tetes mata tidak tersedia. Apabila benda tersebut masih menyangkut di mata, tarik kelopak mata atas dengan perlahan agar benda tersebut bisa keluar. Jika mata Anda sudah terbebas dari objek asing, bersihkan dan keringkan area sekitar mata dengan lembut. Cara lain yang bisa Anda coba untuk mata kelilipan adalah rendam wajah dalam sebaskom air. Kemudian, berkedip perlahan berulang kali selagi Anda merendam wajah. Hindari menggunakan pinset, cotton bud, atau benda padat apa saja untuk mengeluarkan benda asing dari mata. Pasalnya, benda-benda tersebut justru berisiko melukai mata dan memperparah kondisi Anda. Apabila Anda sudah mencoba cara-cara di atas namun benda asing tidak berhasil dikeluarkan dari mata, segera cari pertolongan medis. Sembari menunggu, lindungi mata Anda untuk sementara dengan langkah-langkah berikut Batasi pergerakan bola mata Anda. Tutupi mata dengan perban atau kain bersih. Jika benda asing di mata terlalu besar seperti pecahan kaca, tutup mata dengan gelas kertas. Anda juga sebaiknya menutupi mata sebelah yang tidak kelilipan. Hal ini untuk mencegah pergerakan bola mata yang tidak perlu. Cara mencegah agar mata tidak kelilipan Anda juga bisa melindungi mata dengan mencegahnya dari paparan benda asing. Pencegahan yang baik akan menjauhkan Anda dari gangguan yang dapat mengancam kesehatan mata Anda. Selalu gunakan pelindung mata saat berada di lingkungan kerja yang dipenuhi dengan debu atau partikel-partikel kecil yang berpotensi masuk mata, misalnya tempat yang berangin, berdebu, atau lembap. Tidak hanya melindungi bagian depan mata, pelindung mata yang baik harus pula melindungi bagian samping mata. Kacamata biasa tidak cukup kokoh sebagai pelindung mata saat berada di lingkungan kerja yang berisiko tinggi. Gunakan kacamata khusus goggle yang memiliki pelindung samping.
Sedangkanalokasi di daerah minimal 10% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). (UU Kesehatan No. 36 Tahun 2009) Pengeluaran pemerintah untuk perlindungan sosial meliputi: 1. Jumlah dana yang dikeluarkan pemerintah untuk perlindungan kesehatan melalui jaminan sosial (PBI) yang berasal dari APBN. 2.
Benda asing di mata / Konjungtiva / Penyakit Mata Benda asing di konjungtiva adalah benda yang dalam keadaan normal tidak dijumpai di konjungtiva dan dapat menyebabkan iritasi jaringan. Pada umumnya kelainan ini bersifat ringan, namun pada beberapa keadaan dapat berakibat serius terutama pada benda asing yang bersifat asam atau basa dan bila timbul infeksi sekunder. Masalah Kesehatan Benda asing di konjungtiva No. ICPC-2 F76 Foreign body in eye No. ICD-10 Foreign body on external eye, part unspecified Tingkat Kemampuan 4A Hasil Anamnesis Subjective Keluhan Pasien datang dengan keluhan adanya benda yang masuk ke dalam konjungtiva atau matanya. Gejala yang ditimbulkan berupa nyeri, mata merah dan berair, sensasi benda asing, dan fotofobia. Faktor Risiko Pekerja di bidang industri yang tidak memakai kacamata pelindung, seperti pekerja gerinda, pekerja las, pemotong keramik, pekerja yang terkait dengan bahan-bahan kimia asam-basa. Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana Objective Pemeriksaan Fisik Visus biasanya normal. Ditemukan injeksi konjungtiva tarsal dan/atau bulbi. Ditemukan benda asing pada konjungtiva tarsal superior dan/atau inferior dan/atau konjungtiva bulbi. Benda asing di konjungtiva Pemeriksaan Penunjang Tidak diperlukan. Penegakan Diagnostik Assessment Diagnosis Klinis Diagnosis ditegakkan melalui anamnesis dan pemeriksaan fisis. Diagnosis banding Konjungtivitis akut Komplikasi Ulkus kornea Keratitis Terjadi bila benda asing pada konjungtiva tarsal menggesek permukaan kornea dan menimbulkan infeksi sekunder. Reaksi inflamasi berat dapat terjadi jika benda asing merupakan zat kimia. Penatalaksanaan Komprehensif Plan Penatalaksanaan 1. Non-medikamentosa Pengangkatan benda asing Berikut adalah cara yang dapat dilakukan Berikan tetes mata Tetrakain-HCl 2% sebanyak 1-2 tetes pada mata yang terkena benda asing. Gunakan kaca pembesar lup dalam pengangkatan benda asing. Angkat benda asing dengan menggunakan lidi kapas atau jarum suntik ukuran 23G. Arah pengambilan benda asing dilakukan dari tengah ke tepi. Oleskan lidi kapas yang dibubuhkan Povidon Iodin pada tempat bekas benda asing. 2. Medikamentosa Antibiotik topikal salep atau tetes mata, misalnya Kloramfenikol tetes mata, 1 tetes setiap 2 jam selama 2 hari Konseling dan Edukasi Memberitahu pasien agar tidak menggosok matanya agar tidak memperberat lesi. Menggunakan alat/kacamata pelindung pada saat bekerja atau berkendara. Menganjurkan pasien untuk kontrol bila keluhan bertambah berat setelah dilakukan tindakan, seperti mata bertambah merah, bengkak, atau disertai dengan penurunan visus. Kriteria Rujukan Bila terjadi penurunan visus Bila benda asing tidak dapat dikeluarkan, misal karena keterbatasan fasilitas Peralatan Lup Lidi kapas Jarum suntik 23G Tetes mata Tetrakain HCl 0,5% Povidon Iodin Prognosis Ad vitam Bonam Ad functionam Bonam Ad sanationam Bonam Referensi Gondhowiardjo, Simanjuntak, G. Panduan Manajemen Klinis Perdami, 1th Ed. Jakarta CV Ondo. 2006. Sidarta, I. Ilmu Penyakit Mata. Edisi III. Cetakan V. Jakarta Balai Penerbit FK UI. 2008. Vaughan, Oftalmologi Umum. Ed 14. Cetakan I. Jakarta Widya Medika. 2000.
MataPelajaran : IPA. Kelas / Semester : IX / 1. Standar Kompetensi : 1. Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia. Kompetensi Dasar : 1.1. Mendiskripsikan sistem reproduksi dan penyakit yang berhubungan dengan sistem reproduksi pada manusia. Teknik Penilaian : Tes Tertulis.
BAB VII pENYAKIT-PENYAKIT MATA DAN adnexa H00-H59 Kecuali Penyakit infeksi dan parasit tertentu A00-B99 Neoplasma C00-D48 Penyakit endokrin, gizi dan metabolik E00-E90 Komplikasi hamil, melahirkan dan nifas O00-O99 Keadaan tertentu yang berasal dari masa perinatal P00-P96 Malformasi, deformasi dan kelainan kromosom kongenital Q00-Q99 Gejala, tanda, dan hasil klinis dan laboratorium abnormal, not elsewhere classified R00-R99 Cedera, keracunan, dan konsekuensi lain penyebab external S00-T98 Bab ini mengandung blok-blok berikut H00-H06 Kelainan kelopak, sistem lakrimalis, dan orbita H10-H13 Kelainan konjunctiva H15-H22 Kelainan sklera, kornea, iris dan korpus siliaris H25-H28 Kelainan lensa H30-H36 Kelainan khoroid dan retina H40-H42 Glaukoma H43-H45 Kelainan korpus vitreous dan bola mata H46-H48 Kelainan n. optikus dan jaras penglihatan H49-H52 Kelainan otot bola mata. gerakan binokuler, akomodasi dan refraksi H53-H54 Gangguan penglihatan dan kebutaan H55-H59 Kelainan lain pada mata dan adnexa Kategori asterisk untuk chapter ini adalah sebagai berikut H03* Kelainan kelopak pada penyakit yang klasifikasinya di tempat lain H06* Kelainan sistem lakrimalis dan orbita pada penyakit H13* Kelainan konjungtiva pada penyakit H19* Kelainan sklera dan kornea pada penyakit H22* Kelainan iris dan korpus siliaris pada penyakit H28* Katarak dan kelainan lain lensa pada penyakit H32* Kelainan khorioretina pada penyakit H36* Kelainan retina pada penyakit H42* Glaukoma pada penyakit H45* Kelainan korpus vitreus dan bola mata pada penyakit H48* Kelainan n. optikus dan jaras penglihatan pada penyakit H58* Kelainan lain mata dan adnexa pada penyakit Kelainan-kelainan kelopak, sistem lakrimalis, dan orbita H00-H06 H00 Hordeolum dan chalazion Hordeolum dan peradangan-dalam lain di kelopak Abses, furuncle, atau stye pada kelopak [hordeolum = infeksi bernanah kelenjar kelopak] Chalazion [pembesaran kelenjar meibomi akibat saluran tersumbat] H01 Peradangan lain pada kelopak Blepharitis – radang pinggir kelopak Kecuali blepharokonjungtivitis Dermatosis [penyakit kulit] non-infeksi kelopak Lupus erythematosus diskoid, xeroderma pada kelopak Dermatitis allergi, kontak, eksimatosa pada kelopak Peradangan lain kelopak yang dijelaskan Peradangan kelopak, tidak dijelaskan H02 Kelainan lain kelopak Kecuali malformasi kongenital malformations kelopak Entropion dan trichiasis kelopak [Entropion – melipat ke dalam [Trichiasis – bulu mata tumbuh ke dalam dan menggores mata] Ectropion kelopak Lagophthalmos [penutupan kelopak tidak sempurna] Blepharochalasis [kelopak kaku] Ptosis kelopak [kelopak atas lumpuh/jatuh] Kelainan lain yang mengganggu fungsi kelopak Ankyloblepharon, blepharophimosis, retraksi kelopak Kecuali blepharospasm tic organic tic psychogenic Xanthelasma kelopak [tumor sel-sel busa berisi lemak] Kelainan degeneratif lain kelopak dan daerah periokuli Chloasma [bintik coklat], madarosis, vitiligo pada kelopak Kelainan lain yang dijelaskan pada kelopak Hypertrichosis rambut berlebihan kelopak, benda asing tertahan di kelopak Kelainan kelopak, tidak dijelaskan H03* Kelainan kelopak pada penyakit Infestasi parasit di kelopak pada penyakit Dermatitis kelopak akibat Demodex species Infestasi parasit di kelopak pada leishmaniasis onchocerciasis B73† loiasis phthiriasis Keterlibatan kelopak pada penyakit infeksi lain Keterlibatan kelopak pada TB lepra yaws zoster infeksi herpesvirus [herpes simplex] molluscum contagiosum Keterlibatan kelopak pada penyakit lain Keterlibatan kelopak pada impetigo H04 Kelainan sistem lakrimalis Kecuali malformasi kongenital sistem lakrimalis Dacryoadenitis Pembesaran kronis kelenjar lakrimalis Kelainan lain kelenjar lakrimalis Dacryops, sindroma mata kering, kista atau atrofi kelenjar lakrimalis Epiphora [air mata mengalir terus] Radang akut dan tidak dijelaskan pada saluran lakrimalis Dacryocystitis phlegmonosa, dacryopericystitis, canaliculitis lakrimalis akut, subakut, atau tak dijelaskan Kecuali dacryocystitis neonatus Radang kronis pada saluran lakrimalis Dacryocystitis kronis, kanalikulits lakrimalis kronis, mukokel lakrimalis kronis Stenosis dan insuficiensi saluran lakrimalis Dacryolith, eversi [bagian dalam menghadap keluar] punctum lakrimalis Stenosis pada kanalikukus, duktus, atau sakkus lakrimalis Perubahan lain pada saluran lakrimalis Fistula lakrimalis Kelainan lain sistem lakrimalis Kelainan sistem lakrimalis, tidak dijelaskan H05 Kelainan orbita Kecuali malformasi kongenital orbita Radang akut orbita Abses, sellulitis, osteomielitis, periostitis, atau tenositis orbita Kelainan peradangan kronis orbita Granuloma orbita Kondisi-kondisi eksophthalmik Pergeseran letak bola mata NOS, perdarahan orbita, edema orbita Deformitas orbita Atrofi atau eksostosis orbita Enophthalmos Retensi benda asing lama menyusul luka tembus orbita Benda asing retrobulbar Kelainan lain orbita Kista orbita Kelainan orbita, tidak dijelaskan H06* Kelainan sistem lakrimalis dan orbita pada penyakit Kelainan sistem lakrimalis pada penyakit Infestasi parasit di orbita pada penyakit Infeksi Echinococcus di orbita myiasis orbita Dysthyroid exophthalmos Kelainan lain orbita pada penyakit Kelainan-kelainan konjungtiva H10-H13 H10 Konjungtivitis Kecuali keratokonjungtivitis Konjungtivitis mukopurulenta Konjungtivitis atopika akut Konjungtivitis akut lainnya Konjungtivitis akut, tidak dijelaskan Kecuali ophthalmia neonatorum NOS Konjungtivitis kronis Blepharokonjungtivitis Konjungtivitis lain Konjungtivitis, tidak dijelaskan H11 Kelainan lain pada konjungtiva Kecuali keratokonjungtivitis Pterygium Kecuali pseudopterygium Degenerasi dan deposit pada konjungtiva Argyrosis [argyria], concretions [pemekatan], pigmentasi, xerosis NOS di konjungtiva Parut konjungtiva Symblepharon Perdarahan konjungtiva Perdarahan subkonjungtiva Kelainan dan kista pembuluh darah konjungtiva lainnya Aneurisma, hiperemia, edema pada konjungtiva Kelainan lain yang dijelaskan pada konjungtiva Pseudopterygium Kelainan konjungtiva, tidak dijelaskan H13* Kelainan konjungtiva pada penyakit Infeksi filaria pada konjungtiva Konjungtivitis pada penyakit infeksi dan parasit Konjungtivitis akibat difteri meningokokus gonokokus chlamydia herpesvirus [herpes simplex] zoster adenovirus follikularis akut perdarahan akutepidemik Newcastle Acanthamoeba Konjungtivitis pada penyakit lain Pemphigoid okuler Kelainan lain konjungtiva pada penyakit Kelainan-kelainan sklera, kornea, iris dan korpus siliaris H15-H22 H15 Kelainan sklera Scleritis Episcleritis Kelainan lain sklera Staphyloma equator, ektasia sklera Kecuali myopia degeneratif Kelainan sklera, tidak dijelaskan H16 Keratitis Ulkus kornea Ulkus kornea, NOS, sentral, marginal, perforata, cincin, dengan hypopyon Ulkus Mooren Keratitis superfisialis lain tanpa konjungtivitis Keratitis areolaris, filamenter, nummularis, stellata, striata, punktata superficialis Photokeratitis, snow blindness Keratoconjunctivitis – radang kornea dan konjungtiva Keratoconjunctivitis NOS, exposure, neurotrofika, phlyctenularis Keratitis superfisialis lain dengan konjungtivitis, ophthalmia nodosa, Keratitis interstitialis dan profunda Neovascularisasi kornea Ghost vessels kornea, pannus kornea Keratitis lain Keratitis, tidak dijelaskan H17 Corneal scars dan opacities – Parut dan keopakan kornea Adherent leukoma Keopakan kornea sentral lain Parut dan keopakan kornea lain Parut dan keopakan kornea, tidak dijelaskan H18 Kelainan lain pada kornea Pigmentasi dan deposit di kornea Haematokornea, cincin Kayser-Fleischer, spindel Krukenberg, garis Staehli Keratopati bullosa Edema kornea lainnya Perubahan pada membran kornea Lipatan atau robekan pada membran Descemet Degenerasi kornea Arcus senilis, band keratopathy Kecuali ulkus Mooren Hereditary corneal dystrophies Distrofi Fuchs, Distrofi kornea, epitel, granularis, lattice, makularis Keratokonus Deformitas kornea lainnya Ekatasia kornea, staophyloma kornea, Descemetocele Kecuali malformasi kongenital kornea Kelainan lain kornea yang dijelaskan Anaesthesia, hypaesthesia, atau erosi rekurens pada kornea Kelainan kornea, tidak dijelaskan H19 Kelainan sklera dan kornea pada penyakit Skleritis dan episkleritis pada penyakit Episkleritis TB episkleritis sifilitika skleritis Zoster Keratitis dan keratokonjungtivitis Herpesvirus Keratitis dendritic dan diskiformis Keratitis dan keratokonjungtivitis pada penyakit infeksi dan parasit lain Keratokonjungtivitis epidemika Keratitis dan keratoconjunctivitis interstitialis pada TB syphilis zoster measles acanthamoebiasis Keratitis dan keratokonjungtivitis pada penyakit lain Keratokonjungtivitis sicca Kelainan lain sklera dan kornea pada penyakit Keratokonus pada sindroma Down H20 Iridosiklitis Iridosiklitis akut dan subakut Uveitis anterior, siklitis, atau iritis, yang akut, rekurens atau subakut Iridosiklitis kronis Iridosiklitis akibat lensa Iridosiklitis lain Iridosiklitis, tidak dijelaskan H21 Kelainan lain pada iris dan korpus siliaris Kecuali uveitis simpatis Hyphaema [perdarahan rongga depan aqueous humour] Kecuali hyphaema traumatika Kelainan pembuluh darah lain pada iris dan korpus siliaris Neovaskularizasasi of iris atau korpus siliaris, rubeosis iris Degenerasi iris dan korpus siliaris Degenerasi iris pigment, pinggir pupil; iridoskisis, atrofi iris essensialprogresif, miotic pupillary cyst, translusensi iris [iris tembus pandang] Kista iris, korpus siliaris dan anterior chamber Kista iris, korpus siliaris dan anterior chamber NOS, eksudatif, implaantasi, parasitik Kecuali miotic pupillary cyst Pupillary membranes [selaput pada pupil] Iris bombé, penyempitan pupil, penutupan pupil Adhesi dan disrupsi lain pada iris dan korpus siliaris Goniosynechiae, iridodialysis, resesi sudut chamber Synechiae iris NOS, anterior, posterior Kecuali corectopia [ektopia pupil] Kelainan lain yang dijelaskan pada iris dan korpus siliaris Kelainan pada iris dan korpus siliaris, tidak dijelaskan H22* Kelainan iris dan korpus siliaris pada penyakit Iridosiklitis pada penyakit infeksi dan parasit Iridosiklitis pada TB sifilis sekunder infeksi gonokokus infeksi herpesvirus [herpes simplex] zoster Iridosiklitis padap enyakit lain Iridosiklitis pada sarkoidosis ankylosing spondylitis M45† Kelainan lain iris dan korpus siliaris pada penyakit Kelainan-kelainan lensa H25-H28 H25 Katarak senilis Kecuali glaukoma kapsularis dengan pseudoexfoliation lensa Katarak senilis insipiens incipient = sedang terjadi Katarak senilis koroner, korikalis, punktata Katarak senilis polaris subkapsularis anteriorposterior, water clefts Katarak neuklearis senilis Cataracta brunescens, katarak sklerosis nuklearis Katarak senilis, tipe morgagni Katarak hipermatur senilis Katarak senilis lainnya Bentuk-bentuk gabungan katarak senilis Katarak senilis, tidak dijelaskan H26 Katarak lain Kecuali katarak kongenital Katarak infantil, juvenile [remaja] dan presenilis Katarak traumatika Katarak komplikasi Katarak pada iridosiklitis kronis, akibat kelainan mata Glaucomatous flecks subcapsular Katarak akibat obat After-cataract Katarak sekunder, cincin Soemmerring Katarak lain yang dijelaskan Katarak, tidak dijelaskan H27 Kelainan lain pada lensa Kecuali malformasi kongenital lensa pseudophakia komplikasi mekanis dari lensa intraokuli Aphakia [tanpa lensa] Dislokasi lensa Kelainan lain yang dijelaskan pada lensa Kelainan lensa, tidak dijelaskan H28* Katarak dan kelainan lain lensa pada penyakit Katarak diabetes E10-E14†, karakter keempat .3 Katarak pada penyakit endokrin, nutrisi dan metabolik lainnya Katarak pada hipoparatiroidisme katarak malnutrisi-dehidrasi E40-E46† Katarak pada penyakit lain Katarak myotonik Kelainan lain lensa pada penyakit Kelainan-kelainan khoroid dan retina H30-H36 H30 Peradangan khorioretina Peradangan khorioretina terfokus Khorioretinitis, khoroiditis, retinitis, retinokhoroiditis terfokus Peradangan khorioretina disseminata Khorioretinitis, khoroiditis, retinitis, retinokhoroiditis disseminata Kecuali retinopati exudatif Siklitis posterior Pars planitis Peradangan khorioretina lainnya Penyakit Harada Peradangan khorioretina, tidak dijelaskan Khorioretinitis, khoroiditis, retinitis, retinokhoroiditis NOS H31 Kelainan-kelainan lain khoroid Parut khorioretina Parut makula di kutub posterior pasca-radangpasca-trauma, retinopati solaris Degenerasi khoroid Atrofi atau sklerosis khoroid Kecuali angioid streaks Distrofi khoroid herediter Choroideremia, gyrate atrophy pada choroid Dystrophy, choroidal central areolarumumperipapillaris Kecuali ornithinaemia Perdarahan dan ruptur khoroid Perdarahan khoroid NOS, expulsif Pelepasan khoroid Kelainan-kelainan lain yang dijelaskan pada choroid Kelainan choroid, tidak dijelaskan H32* Kelainan-kelainan khorioretina pada penyakit Radang khorio-retina pada penyakit infeksi dan parasit Chorioretinitis TB sifilis lanjut toxoplasma Kelainan lain khorio-retina pada penyakit H33 Pelepasan dan robekan retina Kecuali pelepasan epitel pigment retina Pelepasan retina dengan robekan retina Pelepasan retina rhegmatogenosa Retinoschisis kista retina Kista ora serrata, psudokista retina, kista parasit retina NOS Kecuali retinoskisis kongenital degenerasi microkistoid retina Pelepasan retina serosa Pelepasan retina NOS, tanpa robekan retina Kecuali khorioretinopati serosa sentralis Robekan retina tanpa pelepasan Robekan retina NOS, operkulum, robek horseshoe atau round hole tanpa pelepasan Kecuali parut khorioretina menyusul bedah pelepasan retina degenerasi retina perifer tanpa robekan Pelepasan retina akibat tarikan traksi Vitreo-retinopati proliferatif dengan pelepasan retina Pelepasan retina lainnya H34 Sumbatan pembuluh darah retina Kecuali amaurosis fugax Sumbatan a. retina sementara Sumbatan a. retina sentralis Sumbatan a. retina lainnya Sumbatan a. retina pada cabang, sebagian, dengan mikroembolisme Plaque Hollenhorst Sumbatan pembuluh darah retina lainnya Sumbatan v. retina sentralis, insipient, sebagian, cabang-cabang Sumbatan pembuluh darah retina, tidak dijelaskan H35 Kelainan lain pada retina Background retinopathy dan perubahan pembuluh darah retina Perubahan bentuk pembuluh darah retina Mikroaneurisma, neovaskularisasi, perivaskulitis, varises, vascular sheathing, atau vasculitis pada retina Retinopathy NOS, background NOS, Coats, exudatif, hipertensif Retinopathy pada prematuritas Fibroplasia retrolentis [belakang lensa] Retinopati proliferatif lainnya Vitreo-retinopati proliferatif Kecuali vitreo-retinopati proliferatif dengan pelepasan retina Degenerasi makula dan kutub posterior Angioid streaks, cyst, Drusen degeneratif, hole, atau puckering pada macula Degenerasi Kuhnt-Junius, makulopati toksik Degenerasi makula senilis atrophicexudative Degeneration retina perifer Degeneration, retina NOS, lattice, microcystoid, palisade, paving stone, reticular Kecuali dengan robekan retina Hereditary retinal dystrophy Dystrophy tapetoretinal, vitreoretinal, retinal albipunctatepigmentaryvitelliform Retinitis pigmentosa, penyakit Stargardt Perdarahan retina Pemisahan lapisan-lapisan retina Khorioretinopati serosa sentralis, pelepasan epitel pigment retina Kelainan lain yang dijelaskan pada retina Kelainan retina, tidak dijelaskan H36* Kelainan-kelainan pada penyakit Retinopati diabetikum E10-E14† , angka keempat .3 Kelainan lain retina pada penyakit Retinopati sickle-cell proliferatif †, retinopati aterosklerotik Distrofi retina pada kelainan penyimpanan lipid †, Glaukoma H40-H42 H40 Glaukoma Kecuali glaukoma absolut traumatika akibat cedera lahir kongenital Glaukoma suspect [tersangka glaukoma] Hipertensi okuli Primary open-angle glaukoma Glaukoma primerresidual stage kapsularis dengan pseudoexfoliasi lensa, pigment, chronic simple, tekanan rendah Primary angle-closure glaukoma Angle-closure glaukoma primaryresidual stage akut, kronis, intermittent Glaukoma akibat trauma mata Glaukoma akibat peradangan mata Glaukoma akibat kelainan-kelainan mata lainnya Glaukoma akibat obat-obatan Glaukoma lainnya Glaukoma, tidak dijelaskan H42* Glaukoma pada penyakit Glaukoma pada penyakit endokrin, gizi, dan metabolik Glaukoma pada sindroma Lowe amyloidosis Glaukoma pada penyakit lain Glaukoma in onchocerciasis B73† Kelainan-kelainan korpus vitreous dan bola mata H43-H45 H43 Kelainan-kelainan korpus vitreous Prolaps vitreous Kecuali Sindroma vitreous menyusul operasi katarak Perdarahan vitreous Deposit kristal pada korpus vitreous Keopakan vitreous lainnya Selaput dan benang-benang vitreous Kelainan-kelainan lain korpus vitreous Degenerasi atau pelepasan vitreous Kecuali vitreo-retinopati proliferatif dengan pelepasan retina Kelainan korpus vitreous, tidak dijelaskan H44 Kelainan bola mata Termasuk kelainan-kelainan lain yang mengganggu berbagai struktur mata Endophthalmitis purulenta Panophthalmitis, abses vitreous Endophthalmitis lainnya Endophthalmitis parasit NOS, uveitis simpatis Myopia degeneratif Kelainan degeneratif lain bola mata Chalcosis, siderosis mata Hipotonia mata Kondisi-kondisi degenerasi bola mata Glaukoma absolut, atrofi bola mata, phthisis [TB] bulbi Retensi benda asing lama intraokuli, magnetik Retensi benda asing magnetik lama pada anterior chamber, kropus siliaris, iris, lensa, dinding belakang bola mata, korpus vitreous Retensi benda asing intraokuli, nonmagnetik Retensi benda asing lama nonmagnetik pada anterior chamber, kropus siliaris, iris, lensa, dinding belakang bola mata, korpus vitreous Kelainan-kelainan lain bola mata Haemophthalmos, luxasio bola mata Kelainan bola mata, tidak dijelaskan H45* Kelainan korpus vitreous dan bola mata pada penyakit Perdarahan vitreous pada penyakit Endophthalmitis pada penyakit Endophthalmitis pada cysticercosis onchocerciasis B73†, toxocariasis Kelainan-kelainan lain korpus vitreous dan bola mata pada penyakit Kelainan-kelainan n. optikus dan jaras penglihatan H46-H48 H46 Neuritis optikus Neuropati optik, kecuali jenis ischaemic; papillitis optik, neuritis retrobulbar NOS Kecuali neuropati optik iskemik neuromyelitis optik [Devic] H47 Kelainan-kelainan lain n. optikus NC II dan jaras penglihatan Kelainan-kelainan n. optikus, not elsewhere classified Kompresi n. optikus, perdarahan pada pelapis optic nerve, neuropati optik iskemik Papilloedema, tidak dijelaskan Atrofi optik Temporal pallor [pucat sementara] pada diskus optikus Kelainan-kelainan lain diskus optikus Drusen diskus optikus, pseudopapilloedema Kelainan chiasma opticum Kelainan lain jaras penglihatan Kelainan traktus optikus, dan radiatio opticum Kelainan-kelainan visual cortex Kelainan jaras penglihatan, tidak dijelaskan H48 Kelainan lain NC II dan jaras penglihatan pada penyakit Atrofi optik pada penyakit Atrofi optik pada sifilis lanjut Neuritis retrobulbar pada penyakit Neuritis retrobulbar pada infeksi meningokokus sifilis lanjut multiple sclerosis G35† Kelainan lain NC II dan jaras penglihatan pada penyakit Kelainan otot mata, gerak binokuler, akomodasi, refraksi H49-H52 Kecuali nystagmus dan gerakan irregular mata lainnya H55 H49 Strabismus paralitik Kecuali ophthalmoplegia supranuklearis progresif ophthalmoplegia internuklearis ophthalmoplegia internal Kelumpuhan NC III [n. oculomotorius] Kelumpuhan NC IV [n. trochlearis] Kelumpuhan NC VI [n. abducent] Ophthalmoplegia external total Ophthalmoplegia external progressif Strabismus paralitik lainnya Ophthalmoplegia external NOS, sindroma Kearns-Sayre Strabismus paralitik, tidak dijelaskan H50 Strabismus lainnya Strabismus konvergens konkomitant [serentak] Esotropia bergantianmonokuler, kecuali intermittent Strabismus divergens konkomitant strabismus – serentak Exotropia bergantianmonokuler, kecuali intermittent Strabismus vertikal Hypertropia, hypotropia Intermittent heterotropia Intermittent esotropia atau exotropia bergantian monocular Heterotropia lainnya dan yang tidak dijelaskan Strabismus konkomitant NOS, cyclotropia, microtropia, sindroma monofixasi Heterophoria phoria = strabismus laten Hyperphoria alternans, esophoria, exophoria Strabismus mekanis Sindroma Brown’s sheath, strabismus akibat adhesi, Hambatan gerak otot mata akibat trauma Other specified strabismus Sindroma Duane Strabismus, tidak dijelaskan H51 Kelainan-kelainan lain gerakan binokuler dua mata Kelumpuhan conjugate gaze Insufisiensi dan berlebihannya konvergensi Ophthalmoplegia internuklearis Kelainan-kelainan lain yang dijelaskan pada gerakan binokuler Kelainan gerakan binokuler, tidak dijelaskan H52 Kelainan refraksi dan akomodasi Hypermetropia [titik fokus di belakang retina] Myopia [titik fokus di depan retina] Kecuali myopia degeneratif Astigmatism [titik fokus tidak menyatu] Anisometropia [fokus tidak seimbang] dan aniseikonia [ukuran bayangan berbeda] Presbyopia [hypermetropia untuk pandangan dekat] Kelainan-kelainan akomodasi Ophthalmoplegia internal completetotal Paresis atau spasme akomodasi Kelainan-kelainan refraksi lainnya Kelainan refraksi, tidak dijelaskan Gangguan visus dan kebutaan H53-H54 H53 Gangguan visus Amblyopia penurunan daya penglihatan ex anopsia Amblyopia anisometropia, deprivasi, strabismik Gangguan penglihatan subjektif Metamorphopsia [objek terlihat distorsi], Scintillating scotoma [bintik buta berpindah-pindah], Asthenopia [kelelahan mata], Day blindness, hemeralopia [lebih mudah melihat pada cahaya yang kurang], Photophobia [tak menyukai cahaya], Visual halos [area kosong penglihatan], sudden visual loss [visus hilang mendadak], Kecuali halusinasi visual Diplopia Double vision [penglihatan kembar] Kelainan lain penglihatan binokuler Korespondensi abnormal retina, suppresi penglihatan binokuler Fusi dengan stereopsis cacad, persepsi visual simultan tanpa fusi, Defek lapangan pandang Pembesaran bintik buta Penyempitan umum lapangan pandang Hemianopsia heteronymoushomonymous Quadrant anopsia Scotoma. arkuata, Bjerrum, sentral, cincin Defisiensi penglihatan warna Achromatopsia, defisiensi penglihatan warna didapat, buta warna Deuteranomaly, deuteranopia [ buta hijau], Protanomaly, protanopia [buta merah], Tritanomaly, tritanopia [buta biru] Kecuali day blindness Night blindness [rabun senja] Kecuali akibat defisiensi vitamin A Gangguan penglihatan lainnya Gangguan penglihatan, tidak dijelaskan H54 Blindness dan low vision – kebutaan dan penglihatan rendah Note Untuk definisi kategori gangguan penglihatan lihat tabel di bawah Kecuali amaurosis fugax Buta, kedua mata Kategori gangguan visus 3, 4, 5 pada kedua mata. Buta pada satu mata, rabun pada mata lainnya Kategori gangguan visus 3, 4, 5 pada satu mata, dan kategori 1 atau 2 pada mata lainnya. Rabun, kedua mata Kategori gangguan visus 1 atau 2 pada kedua mata. Unqualified visual loss, pada kedua mata Kategori gangguan visus 9 pada kedua mata. Buta, satu mata Kategori gangguan visus 3, 4, 5 pada satu mata [visus normal pada mata lainnya]. Rabun, satu mata Kategori gangguan visus 1 or 2 pada satu mata [visus normal pada mata lainnya]. Unqualified visual loss, satu mata Kategori gangguan visus 9 pada satu mata [visus normal pada mata lainnya]. Visual loss yang tidak dijelaskan Kategori gangguan penglihatan 9 NOS. Catatan khusus dari Volume 2 untuk kategori H54 Kode ini tidak digunakan untuk kondisi utama kalau penyebabnya tercatat, kecuali kalau episode perawatan adalah untuk kebutaan itu sendiri. Sebagai penyebab, bisa digunakan sebagai kode tambahan. Tabel berikut memberikan klasifikasi beratnya gangguan visus yang dianjurkan oleh WHO Study Group on the Prevention of Blindness, Geneva, 6-10 November l972. Istilah rabun “low vision” pada kategori H54 sesuai dengan kategori 1 dan 2; buta “blindness” dengan kategori 3, 4 dan 5, dan “unqualified visual loss” dengan kategori 9. Kalau luas lapangan pandang diperhitungkan, pasien dengan derajat lapangan >50 dan ≤100 di sekitar fiksasi sentral harus masuk kategori 3, dan pasien dengan lapangan pandang ≤50 harus masuk kategori 4, walau pun ketajaman sentralnya tidak terganggu. Kategori gangguan penglihatan Ketepatan penglihatan dengan koreksi terbaik yang mungkin Ketepatan penglihatan dengan koreksi terbaik yang mungkin Maximum kurang dari Minimum sama atau lebih baik daripada 1 6/18 3/10 20/70 6/60 1/10 20/200 2 6/60 1/10 20/200 3/60 1/20 20/400 3 3/60 1/20 20/400 1/60 hitung jari pada 1 meter 1/50 20/1200 5/300 20/1200 4 1/60 hitung jari 1 meter 1/50 5/300 Persepsi cahaya 5 Tidak ada persepsi cahaya Tidak ada persepsi cahaya 9 Tidak bisa ditentukan atau tidak dinyatakan Tidak bisa ditentukan atau tidak dinyatakan Kelainan-kelainan lain pada mata dan adnexa H55-H59 H55 Nystagmus dan gerakan irregulaer lain pada mata Nystagmus NOS, kongenital, deprivasition, dissosiasi, latent H57 Kelainan-kelainan lain pada mata dan adnexa Kelainan fungsi pupil Nyeri mata Kelainan-kelainan lain yang dijelaskan pada mata dan adnexa Kelainan mata dan adnexa, tidak dijelaskan H58* Kelainan-kelainan lain mata dan adnexa pada penyakit Kelainan fungsi pupil pada penyakit Fenomena atau pupil Argyll Robertson, sifilis Gangguan penglihatan pada penyakit Kelainan-kelainan lain yang dijelaskan pada mata dan adnexa pada penyakit Okulopati sifilitika NEC kongenital dini kongenital lanjut dini sekunder lanjut H59 Kelainan-kelainan mata dan adnexa pasca-prosedur, NEC Kecuali komplikasi mekanis dari lensa intraokuli alat prostetik, implant, dan graft mata lainnya pseudophakia Sindroma vitreous menyusul operasi katarak Kelainan-kelainan mata dan adnexa pasca-prosedur lainnya Parut khorioretina menyusul operasi terhadap pelepasan retina Kelainan mata dan adnexa pasca-prosedur, tidak dijelaskan
Lensamata manusia merupakan lensa cembung yang memiliki index bias 1,44 dan jejari kelengkungan 7,0 mm. Anggap jejari kelengkungan kedua lensa adalah sama. Jika sebuah benda setinggi 10 cm diletakkan 50 cm di depan lensa mata, terbentuk bayangan . A. maya, terbalik, diperbesar B. nyata, terbalik, diperkecil C. maya, tegak, diperbesar
100% found this document useful 3 votes10K views26 pagesDescriptionContoh Panduan Hak dan Kewajiban TitleICD 10 mataCopyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsDOCX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?100% found this document useful 3 votes10K views26 pagesICD 10 MataOriginal TitleICD 10 mataJump to Page You are on page 1of 26 You're Reading a Free Preview Pages 7 to 12 are not shown in this preview. You're Reading a Free Preview Pages 17 to 24 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
h73Mn. w9qlslv22x.pages.dev/465w9qlslv22x.pages.dev/285w9qlslv22x.pages.dev/576w9qlslv22x.pages.dev/120w9qlslv22x.pages.dev/800w9qlslv22x.pages.dev/625w9qlslv22x.pages.dev/136w9qlslv22x.pages.dev/374
benda asing di mata icd 10